Menjadi Yang Pertama di Dunia, Vaksin Covid-19 Buatan India Berbasis DNA

Jakarta - India telah menyetujui vaksin Covid-19 baru berbasis DNA untuk memperkuat sistem kekebalan terhadap infection SARS-CoV-2. Bahkan, vaksin ZyCoV-D ini adalah vaksin DNA pertama di dunia.

Dilansir dari Nature, Selasa (7/9/2021), vaksin ZyCoV-2 telah menandai gelombang vaksin DNA untuk berbagai penyakit, yang saat ini sedang menjalani uji klinis di seluruh dunia. Para peneliti pun menyambut baik berita tentang vaksin DNA pertama yang dikembangkan India.

Selanjutnya, akan ada banyak lagi vaksin-vaksin DNA yang akan dikembangkan. Vaksin ZyCoV-D adalah vaksin yang diberikan ke dalam kulit tanpa suntikan. Dalam uji klinisnya, vaksin virus corona ini terbukti 67 persen protektif atau melindungi dari gejala Covid-19.

Kendati kemanjuran vaksin Covid-19 tersebut tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan banyak vaksin lainnya, namun para peneliti mengatakan bahwa fakta vaksin DNA ini signifikan. India berencana akan mulai menggunakan vaksin DNA tersebut pada bulan ini, untuk digunakan dalam memvaksinasi warganya.

Vaksin ZyCoV-D India adalah terobosan pertama vaksin Covid-19 yang menggunakan materi DNA untuk melawan virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang telah hampir dua tahun ini menginfeksi orang-orang di seluruh dunia.

Kehadiran vaksin DNA ini, kata Peter Richmond, ahli imunologi anak di University of Western Australia di Perth, ini adalah bukti prinsip bahwa vaksin DNA dapat bekerja dan dapat membantu mengendalikan pandemi.

"Ini adalah langkah maju yang sangat penting dalam perjuangan untuk mengalahkan Covid-19 secara international, karena ini menunjukkan bahwa kita memiliki kelas vaksin lain yang dapat kita gunakan,"kata Richmond.

Hampir selusin vaksin DNA telah melawan Covid-19 sedang dalam uji klinis international, dan setidaknya akan ada sebanyak itu lagi vaksin yang dalam tahap pengembangan awal. "Jika vaksin DNA terbukti berhasil, ini benar-benar masa depan vaksinologi, karena mudah dibuat,"kata Shahid Jameel, ahli virologi di Universitas Ashoka di Sonipat, India.

Vaksin Covid-19 berbasis DNA seperti yang telah dikembangkan India, bahkan, juga sedang dikembangkan untuk melawan penyakit lainnya. 

Pandemi percepat pengembangan vaksin

David Weiner, direktur Vaccination & Immunotherapy Center di Wistar Institute di Philadelphia, Pennsylvania mengatakan bahwa urgensi dalam memerangi Covid-19 telah mempercepat pengembangan vaksin yang menggunakan teknologi genetik, seperti vaksin messenger RNA (mRNA) dan vaksin DNA.

Seperti diketahui, vaksin mRNA telah terbukti lebih cepat menunjukkan respons imun yang kuat dalam uji klinis. Saat ini vaksin-vaksin Covid-19 berbasis mRNA ini telah dikirim ke ratusan juta orang di seluruh dunia.

Akan tetapi vaksin DNA memiliki sejumlah manfaat, karena mudah diproduksi dan produk jadi lebih stabil daripada vaksin mRNA, yang biasanya memerlukan penyimpanan pada suhu yang sangat rendah. Vaksin India berbasis DNA, vaksin ZyCoV-D dikembangkan perusahaan farmasi India Zydus Cadila di Ahmedabad, telah mengantongi izin dari regulator obat India pada 20 Agustus 2021 lalu.

Vaksin Covid-19 berbasis DNA buatan India ini dipergunakan untuk orang berusia di atas 12 tahun. Efikasi vaksin ZyCoV-D memiliki kemanjuran hingga 67 persen yang berasal dari uji coba yang melibatkan lebih dari 28.000 peserta.

Dalam uji coba para peneliti vaksin DNA ini melihat 21 kasus gejala Covid-1 pada kelompok yang divaksinasi dan 60 orang yang mendapat plasebo. Lantas, bagaimana cara kerja vaksin DNA ini?

Vaksin ZyCoV-D mengandung untaian DNA melingkar yang dikenal sebagai plasmid, yang mengkode protein spike infection SARS-COV-2, bersama dengan urutan promotor untuk mengaktifkan gen. Setelah plasmid tersebut memasuki inti sel, mereka diubah menjadi mRNA, yang akan berjalan ke tubuh utama sel, sitoplasma, dan selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam protein spike itu sendiri.

Sistem kekebalan tubuh kemudian akan memasang respons terhadap protein, dan menghasilkan sel-sel kekebalan yang disesuaikan agar dapat membersihkan infeksi di masa depan. Biasanya, plasmid terdegradasi dalam beberapa minggu hingga bulan, tetapi kekebalan tetap ada.

Weiner mengatakan baik vaksin DNA maupun vaksin mRNA telah dikembangkan sejak tahun 1990-an. Hanya saja, menurut Jameel, tantangan untuk vaksin DNA adalah bahwa mereka harus membuatnya sampai ke inti sel, dan tidak seperti vaksin mRNA yang hanya perlu sampai ke sitoplasma.

Jadi, untuk waktu yang lama, vaksin DNA berjuang untuk menginduksi respons imun yang kuat dalam uji klinis. Itulah sebabnya vaksin Covid-19 tersebut telah disetujui untuk digunakan sebagai vaksin yang hanya pada hewan, seperti kuda, sampai sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengetahui Dampak Dari Kebiasaan Saat Bekerja di Akhir Pekan Bagi Kesehatan

Daerah Istimea Yogyakarta Tidak Melarang Seluruh Warganya Untuk Mudik

WHO Mengatakan Untuk Focus Kepada Distribusi Vaksin Ke Negara Miskin dari Pada Suntikan Booster